Dapatkah kau lihat air mata ini
Mengalir begitu deras
Basahi pipiku
Tanpa henti
Mampukah kau rasa
Sakit yang begitu sangat
Menyayat-nyayat hati ini
Tanpa ampun
Tak peduli dengan kedua telapak tanganku
Yang terus mencoba tenangkannya
Jika kau tak mampu menatap
Dan merasanya
Mengapa begitu mudah
Kau perlakukanku seperti ini...
Saat kau mulai pergi
Saat kau mulai asingkanku
Tak lagi gapai jemariku
Ada Tanya yang menerawang
Dan menari-nari di otakku
Sudahkah aku menyakitimu?
Saat kau mulai pergi menjauh
Tanpa pamit dan kata pisah
Ada sesak di hati ini
Apakah kau tak lagi bahagia bersamaku?
Maafkan aku
Maafkan aku bunga
Yang tak mampu berimu cinta
Bukan karena jarak
Atau perbedaan antara kita
Tapi yakinlah
Ini hanya karena ku takut
Kau takkan temukan mimpimu bersamaku
Mungkin aku terlalu naïf
Atau aku yang tinggi hati
Tapi yakinlah
Kau kan temukan cinta-cinta lain
Yang kan lebih mengertimu
Lebih dari padaku
Saat kita melangkah
Saat kita mencoba melangkah
Coba tuk temukan setitik terang
Dalam lorong gelap
Yang teramat dalam sedangkan jalan begitu terjal
Penuh duri
Penuh bebatuan
Naiklah kau ke punggungku
Kan ku jaga ragamu
Meski kakiku kan terluka
Perih dan berlumuran darah
Karena ku kan lebih terluka
Jika kulihat matamu basah
Menahan sakit
Menangkal perih
Kau tlah tiada
Kesalahanmu adalah karena kau coba
Meracuni cinta dengan dusta
Kebodohanmu adalah karena
Kau anggap semuanya kan baik-baik saja
Dan kehancuranmu adalah
Karena mulai saat ini
Bagiku kau tlah tiada
Hanya dengan satu kata
Hanya dengan satu kata
Kau tlah jatuhkanku
Ke dasar jurang yang teramat dalam
Hanya dengan satu kata
Kau tlah melemparkanku jauh
Dan tenggelam di dasar lautan
Hanya dengan satu kata
Kau tlah hancurkan
Segala mimpi dan hayalku
Hanya dengan satu kata
Bahwa kau tak mencintaiku
Untukmu yang menanti
Tlah lama ku melangkah
Meniti tiap-tiap jejak langkahmu
Semakin menjauh
Jauh dari tempat berdiriku
Tubuhku basah penuh peluh
Meski sesekali ku seka
Kakiku terasa semakin letih
Tuk kembali bangun satu langkah pasti
Yang ada dalam fikiranku
Hanyalah kamu yang tengah menunggu
Sekian lama, tanpa lelah
Jika kaupun tetap tersadar di batas kesabaranmu
Mengapa ku harus berhenti
Tuk terus lanjutkan langkahku
Menuju ke dunia penantianmu
Akulah aku
Aku bukanlah kumbang
Yang hanya mengintari bunga
Menghisap madu dan tinggalkannya
Aku bukanlah bintang
Yang menerangimu
Hanya saat malammu
Saat kau hanyut dalam mimpimu
Tapi akulah aku
Aku yang kan menjagamu
Di siang dan malammu
Di sadar dan lelapmu
Akulah aku
Yang kan terus disisimu
Dan takkan pernah tinggalkanmu
Meski tlah hilang sgala rasa manismu
Terima kasih cinta
Terima kasih cinta
Kau tlah pertemukanku dengannya
Dalam satu ikatan
Yang dinamakan cinta
Ikatan saling memberi
Menyatukan nyata dan mimpi
Terima kasih cinta
Kau tlah memberikannya untukku
Tempat teduh tuk berlabuh
Tempat bersandar kala ku tersadar
Dari hatiku dan harapku
Yang semakin pudar
Terima kasih cinta
Terima kasih untuk segalanya
Tak pernah berhenti
Takkan pernah berhenti
Cinta ini kan mengalir
Ia kan terus melaju
Hingga muara kesejatian
Takkan pernah berpaling
Sebab melangkah bersama kesetiaan